Coretan 2
Kemanapun arah membawamu pergi
Tetaplah bahagia menjadi manusia
Tetaplah hidup sebagaimana mestinya
Tetaplah tetawa disela sela gaduh isi kepala
Tetaplah menjadi diri sendiri tanpa harus menuruti permintaan dari siapapun
Aku tidak setenang itu, aku banyak belajar mengendalikan segala perasaanku
Aku tidak seikhlas itu, aku hanya menerima
Semua yang menjadi dan sesuatu yang tidak bisa aku ubah
Aku tidak sekuat itu, aku hanya belajar
Menerima semua yang menjadi takdirku
Aku tidak sesabar itu, aku hanya belajar
Untuk tidak membenci dan dendam yang dapat menghancurkan
Dan aku tidak setabah itu, aku hanya percaya
Akan setiap doa yang dilangitkan tidak akan kembali dengan sia sia
Yang cepat belum tentu pilihannya tepat
Yang pelan belum tentu tidak sampai tujuan
Sesuaikan saja langkahmu dengan apa yang kamu bisa
Terikat dan lepas
Datang dan pergi
Hidup dan redup
Ada dan hilang
terimakasih banyak aku belajar begitu banyak dan sangat berati
Manusia diciptakan untuk berguna bukan sempurna
Yang sudah harus berhenti jangan dipaksakan terus berjalan
Jika itu terasa perih itu melatih
jika itu sangat menyakitkan itu berati mengajarkan
Porsi manusia itu berbeda beda, beruntungnya beda, sedihnya beda, masalahnya beda, tidak ada berat dan ringan semua dipikul sesuai pundak masing masing. Karna setiap yang bernyawa punya lintasan hidup yang berbeda beda. Ada yang baru mulai, ada yang sudah berhasil, dan ada pula yang sedang menunggu hasi. Semoga kita diberikan yang terbaik dijalan kita masing masing.
Tidak ada seoerang pun yang tau betapa keras dan kuatnya dirimu menjaga dan dan mengontrol pikiran serta kondisi mentalmu. Mereka hanya tau bahwa garis tawamu wujud bahagia dan diammu benar benar tenang, padahal senyum dan tawa itu terkadang palsu.
Kita tidak bertanggung jawab jawab atas perkataan buruk manusia. kita hanya betanggung jawab mengantur hati. omongan orang lain di luar nalar kendali kita jadi kontrol yang bisa kita kendalikan saja yaitu perasaan kita sendiri.
Terkadang ada banyak hal terjadi di luar dugaan kita diluar kendali kita, bahkan jauh dari diluar ekspektasi kita. kita gak diberi kesempatan untuk boleh bilang iya atau enggak, kita hanya dipaksakan untuk menerimanya. baik suka ataupun enggak, jadi, siapin mental untuk hal yang tidak terduga itu.
Si sulung
Ia rajut harapannya di sepanjang jalan
Rapalkan doa dengan tenang berharap tuhan berikan jalan
Kuatnya sudah ia pupuk dengan berani sekali lagi
Tuhan, raga yang kau utus sebagai sulung di keluarganya ini akan jemput takdirnya
Harap harap semoga tidak berisi kecewa tapi ia hanya meminta " yang terbaik saja" dikabulkan, yaa ??
Katanya lelah tapi jalan masih panjang sekali
Beban di pundaknya masih berat sekali
Diberi kuat, yaa?
Diberi bahagia, yaa?
Maaf meminta lagi"Rawatlah ikhlasmu dan biarkan tadir memainkan perannya".
Mari bertahan sekali lagi.
Luka batin yang dibuat oleh siapapun itu seperti memar, di luar terlihat sembuh tapi saat tersentuh sedikit masih merasa nyeri.
Orang lain tidak akan pernaah benar benar tahu dirimu. bahkan orang tuamu sendiri tak akan memahami sepenuhnya bagaimana matamu melihat, otakmu berfikir, dan hatimu merasakan setiap hal yang kamu alami. hanya dirimu yang bisa merasakan semuanya dengan cara yang elegan. Orang lain mungkin bisa menebak atau berempati, tetapi tidak ada yang benar benar melihat dunia seperti yang kamu lihat. Karena itu pahami dan hargai dirimu sendiri lebih dari siapapun.
Jangan layangkan harap setinggi langit jika jiwa masih takut pada sunyi dasar laut sebab tak semua bintang ingin digapai, dan tak semua jatuh mampu di tampung oleh dada yang retak
Ada luka yang mengintai di ketinggian. Dan air mata yang tak bisa berenang di kedalaman, Maka bermimpilah dengan doa, serta berharaplah dengan hati yang siap kehilangan.
Sebab tak ada yang lebih penting dan lebih perih dari harapan yang tak disambut, dan tak ada yang lebih sunyi dari berusaha dengan ego sendirian di tengah langit yang pura pura biru.
Comments
Post a Comment